Suhu tubuh merupakan salah satu tanda vital utama tubuh manusia. Mempertahankan suhu tubuh yang konstan merupakan kondisi penting untuk memastikan kelancaran metabolisme dan aktivitas kehidupan. Dalam keadaan normal, tubuh manusia akan mengatur suhu dalam rentang normal melalui sistem pengaturan suhu tubuhnya sendiri. Namun, terdapat banyak kejadian di rumah sakit (seperti anestesi, operasi, pertolongan pertama, dll.) yang dapat mengganggu sistem pengaturan suhu tubuh. Jika tidak ditangani tepat waktu, dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ pasien, bahkan kematian.
Pemantauan suhu tubuh merupakan bagian penting dari perawatan medis klinis. Bagi pasien rawat inap, pasien ICU, pasien yang menjalani anestesi, dan pasien perioperatif, ketika suhu tubuh pasien berubah melebihi kisaran normal, semakin cepat staf medis dapat mendeteksi perubahan tersebut. Semakin cepat tindakan yang tepat diambil, pemantauan dan pencatatan perubahan suhu tubuh memiliki signifikansi klinis yang sangat penting untuk memastikan diagnosis, menilai kondisi, dan menganalisis efek kuratif, dan tidak dapat diabaikan.
Probe suhu merupakan aksesori penting dalam deteksi suhu tubuh. Saat ini, sebagian besar monitor rumah tangga menggunakan probe suhu yang dapat digunakan kembali. Setelah penggunaan jangka panjang, akurasinya akan menurun, sehingga kehilangan signifikansi klinis, dan terdapat risiko infeksi silang. Di institusi medis di negara maju, indikator suhu tubuh selalu dianggap sebagai salah satu dari empat tanda vital, dan alat pengukur suhu yang dipasangkan dengan monitor juga menggunakan bahan medis sekali pakai, yang dapat memenuhi kebutuhan medis modern akan suhu tubuh manusia. Persyaratan pengukuran ini membuat pekerjaan pengukuran suhu yang sederhana dan penting menjadi lebih aman, nyaman, dan higienis.
Probe suhu sekali pakai ini digunakan bersama monitor, sehingga pengukuran suhu menjadi lebih aman, lebih sederhana, dan lebih higienis. Probe ini telah digunakan di berbagai negara selama hampir 30 tahun. Probe ini dapat memberikan data suhu tubuh secara terus-menerus dan akurat, yang memiliki signifikansi klinis dan menghemat disinfeksi berulang. Prosedur yang rumit ini juga menghindari risiko infeksi silang.
Deteksi suhu tubuh dapat dibagi menjadi dua jenis: pemantauan suhu permukaan tubuh dan pemantauan suhu inti tubuh di rongga tubuh. Berdasarkan permintaan pasar, MedLinket telah mengembangkan berbagai jenis probe suhu sekali pakai untuk memastikan keamanan dan keandalan pemantauan suhu tubuh, mencegah infeksi silang secara efektif, dan memenuhi kebutuhan pengujian di berbagai departemen.
1.Probe Permukaan Kulit Sekali Pakai
Skenario yang berlaku: ruang perawatan khusus bayi, pediatri, ruang operasi, ruang gawat darurat, ICU
Bagian pengukuran: Dapat ditempatkan pada bagian kulit tubuh mana pun, disarankan pada dahi, ketiak, tulang belikat, tangan atau bagian lain yang perlu diukur secara klinis.
Tindakan pencegahan:
1. Kontraindikasi penggunaannya pada trauma, infeksi, peradangan, dan lain-lain.
2. Jika sensor tidak dapat memantau suhu secara akurat, berarti lokasinya tidak tepat atau tidak terpasang dengan aman, pindahkan sensor atau pilih jenis sensor lain
3. Gunakan lingkungan: suhu sekitar +5℃~+40℃, kelembaban relatif≤80%, tekanan atmosfer 86kPa~Tekanan 106kPa.
4. Periksa apakah posisi sensor aman setidaknya setiap 4 jam.
2. Probe Esofagus/Rektal Sekali Pakai
Skenario yang berlaku: ruang operasi, ICU, pasien yang perlu mengukur suhu di rongga tubuh
Lokasi pengukuran: anus dewasa: 6-10cm; anus anak: 2-3cm; anus dewasa dan anak: 3-5cm; mencapai bagian belakang rongga hidung
Kerongkongan dewasa: sekitar 25-30cm;
Tindakan pencegahan:
1. Untuk bayi baru lahir atau bayi, merupakan kontraindikasi selama operasi laser, intubasi arteri karotis interna atau prosedur trakeostomi.
2. Jika sensor tidak dapat memantau suhu secara akurat, berarti lokasinya tidak tepat atau tidak terpasang dengan aman, pindahkan sensor atau pilih jenis sensor lain
3. Gunakan lingkungan: suhu sekitar +5℃~+40℃, kelembaban relatif≤80%, tekanan atmosfer 86kPa~Tekanan 106kPa.
4. Periksa apakah posisi sensor aman setidaknya setiap 4 jam.
Waktu posting: 01-Sep-2021